Semangat Pagi!!!
Pagi ini, gerbang itu kembali menyapa saya. Sapaan dan salam khas dari Kampus Semangat Pagi. Sebelumnya, tampak para pedagang memajang souvenir dan bucket khas seremonial tertentu. Selanjutnya, berjajar ratusan kendaraan memadati area parkir, kemudian banyak pengunjung dari pelbagai usia, menggambarkan bahwa hari ini, Minggu tanggal 29 September 2024 di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, sedang ada kegiatan yang melibatkan sangat banyak orang. Ya, hari ini di GOR Harta Brata Universitas PGRI Adi Buana Surabaya sedang di selenggarakan Wisuda Program Sarjana dan Magister Semester Genap 2023/2024.
Untuk Kesekian kalinya, kembali saya berkesempatan diundang pada kegiatan ini. Diundang sebagai wakil dari Ikatan Alumni untuk menerima 1.160 Sarjana dan
Magister untuk bergabung besama IKA UNIPA Surabaya. Saat ini saya mendapatkan amanah menjadi Ketua 2 IKA UNIPA Surabaya. Sebuah kepercayaan kepada saya dari perguruan tinggi yang telah memberikan banyak hal pada karir saya.Beranjak memasuki GOR Hastabrata UNIPA Surabaya, ribuan orang yang terdiri dari wisudawan, keluarga wisudawan, senat perguruan tinggi dan para undangan telah berada di dalam gedung. Kembali terbersit diingatan saya, bagaimana lima belas tahun yang lalu yaitu tahun 2009, saya berposisi sebagai hadirin yang memakai jubah dan toga lengkap itu. Waktu itu, saya sebagai wisudawan. Mengisi daftar hadir, disambut oleh penerima tamu dengan ramah, lantas saya dipersilakan duduk di kursi undangan VIP. Terbesit pertanyaan dalam hati saya, atas kepantasan saya duduk di sini. Lantas, saya memastikan kepantasan itu dengan tulisan ini. Ya, saya menulis ini ketika saya sedang duduk di kursi VIP, di tengah khidmatnya prosesi wisuda, di tengah gegap gempita perayaan kelulusan, di antara kebahagian atas pencapaian, di antara kesedihan atas perpisahan, dan di antara teka-teki atas langkah selanjutnya.
Ketika saya sedang menulis tulisan ini, saya berupaya untuk memaknai keberadaan saya di sini. Terutama makna untuk pribadi saya. Duduk di kursi VIP, sudah pasti memberikan makna tersendiri untuk saya. Ada Bapak Rektor yang menjabat ketika saya masih kuliah S1 dulu, ada perwakilan dari perguruan tinggi lain, ada perwakilan dari lembaga-lembaga lain, yang artinya dengan duduk dan berkesempatan berinteraksi dengan beliau-beliau yang hebat tentu saya yakini akan memberikan aura kehebatannya kepada saya. Sebagaimana dalam nasihat agama islam, salah satu "tamba ati" (obat hati) adalah berkumpul orang yang sholeh, maka saya pun meyakini bahwa dengan berkumpul dengan orang-orang hebat insya Allah saya akan ketularan hebat.
Tunggu, baru saja ada sesi pembacaan surat keputusan rektor tentang wisudawan prestasi baik akademik dan non akademik. Lagi-lagi saya berada di antara orang-orang hebat. Ada wisudawan dengan pencapaian IPK sempurna yakni 4.00, ada wisudawan peraih medali dari ajang-ajang perlombaan nasional maupun internasional. Lantas, dipanggillah orang tua atau wali wisudawan untuk mendampingi putra-putrinya menerima penghargaan dari Bapak Rektor, sekaligus momen ucapan terimakasih dari wisudawan berprestasi kepada orang tua / wali wisudawan. Mata saya berkaca. Larut dalam haru biru kebahagiaan para wisudawan terbaik dan orang tua.
Makna keberadaan saya di sini selanjutnya adalah bagi lembanga yang saat ini menjadi tempat saya untuk mengais nafkah, yaitu SMK Teknik PAL Surabaya. Berinteraksi dengan beliau-beliau, sudah pasti mana SMK Teknik PAL Surabaya selalu saya sebut. Lantas, akan ada pembicaraan tentang perencanaan kolaborasi. Sebab saya meyakini bahwa kolaborasi adalah salah satu kunci. Kunci menuju pencapaian dan kesuksesan berikutnya.
Terdengar pembawa acara telah membacakan sesi di mana saatnya saya berperan. Sebagai wakil dari IKA UNIPA Surabaya, untuk menerima wisudawan bergabung dalam IKA UNIPA SURABAYA. Peran ini sudah beberapa kali saya lakukan pada momen serupa. Namun masih tetap ada getaran-getaran kombinasi dari beberapa rasa menyertai langkah saya untuk bergerak ke panggung. Sikap hormat saya haturkan kepada para undangan dan senat akademika, hingga saya telah berdiri di depan Prof. Dr. Hartono, M.Si., rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. " Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Hari ini saya serahkan 1160 orang Sarjana dan Magister, untuk menjadi anggota Ikatan Alumni Univeritas Adi PGRI Buana Surabaya yang saudara pimpin. Besar harapan saya semoga seluruh anggota ikatan alumni dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan dem pengembangan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. " kalimat penyerahan dan harapan beliau kepada saya.
"Terima kasih atas kepercayaan Bapak, saya sebagai pengurus Ikatan Alumni Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, dengan senang hati menerima 1160 orang Sarjana dan Magister, untuk bergabung bersama kami. Semoga dengan rahmat dan ridho dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, harapan Bapak dapat kami wujudkan secara nyata. Aamiin Yaa Robbal 'Alamin." jawab penerimaan saya, yang lantas disambut dengan tepuk tangan meriah dan lagu Pemuda Indonesia.
Saya kembali ke tempat duduk, dan kembali melanjutkan tulisan ini, sambil mendengarkan saudari Adella Eka Berliyanti, dari Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan menyampaikan pesan dan kesannya. Memori otak saya kembali meluncur ke momen lima belas tahun silam, tahun 2009. Waktu itu, di Shangri-La Hotel Surabaya saya mewakili lebih dari 800 wisudawan untuk menyampaikan pesan dan kesan. Serupa dengan yang disampaikan oleh saudari Adella saat ini, untaian rasa terimakasih, perasaan bahagia, rangkaian harapan, dan kesan selama kuliah serta pesan untuk wisudawan serta perguruan tinggi tercinta satu persatu waktu itu juga saya sampaikan. Tidak ada hal yang paling membanggakan pada saat momen Seperti ini kecuali membuat mata kedua orang tua berkaca-kaca karena rasa bangga.
Akhir sesi, Prof. Hartono, rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menyampaikan sambutan. Beliau berpesan kepada para wisudawan agar dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah untuk kebermanfaatan bagi diri, perguruan tinggi dan negeri. Beliau juga mengharapkan do'a kepada para hadirin agar proses pengajuan program S3 di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya agar Segera terealisasi.
Menjelang akhir kegiatan, diantara lantunan do'a kembali saya renungkan tentang makna keberadaan saya. Apa yang bisa saya berikan pada kampus ini? Ternyata memang belum ada. Saya belum bisa apa-apa. Sejauh ini baru do'a agar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tetap jaya. Namun, usaha untuk menyematkan manfaat tetap ada. Setidaknya saya masih terlibat dan berperan pada beberapa kegiatan, baik wisuda, akreditasi, giat ikatan alumni dan beberapa kegiatan lainya. Di akhir acara, tulisan ini saya akhiri dengan kesadaran dan keyakinan diri bahwa aksara demi aksara, kata demi kata, kalimat demi kalimat yang terangkai bukan dalam rangka menghitung apa yang bisa saya berikan dan apa yang bisa saya dapatkan. Tetapi tentang makna keberadaan saya dan upaya menyematkan kebermanfaatan.
eat. Gor Hastabrata UNIPA Surabaya, 29 Sept. 2024
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Universitas PGRI Adi Buana , UNIPA Surabaya, Kampus Semangat Pagi
Related Post
- Tabur Bunga di Sosial Media
- Kritisi dengan Solusi
- Psikologi Pembelajaran untuk Generasi Z: Pendekatan yang Relevan di Era Digital
- Filsafat dalam Kurikulum Pendidikan di Indonesia
- Memaknai Keberadaan dan Upaya Menyematkan Kebermanfaatan
- TRANSFORMASI PENDIDIKAN INDONESIA: PERAN SMK
- Menilas Rintik Kenangan Pantai Soge
- Dua Sejoli yang Bukan Jodohnya
- Suatu Siang di Pelajaran Bahasa Inggris
- Meninggalkan Kenyamanan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar