Selasa, 19 November 2024

Psikologi Pembelajaran untuk Generasi Z: Pendekatan yang Relevan di Era Digital

 Bab I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang:

Membahas perihal sebuah peradaban, tidak akan pernah luput dari pelaku peradaban itu sendiri, yakni manusia. Di mana peradaban tersebut berkembang selaras dengan perilaku dari manusia tersebut dari generasi ke generasi. Ada beberapa pendapat yang melakukan
klasifikasi generasi berdasarkan tahun kelahirannya. Dirangkum dari
Jurney Matters, berikut pembagian generasi berdasarkan tahun kelahiran:

1.      Pree Boomer atau Silent Generation (sebelum 1945)

2.      Baby Boomers (1946-1964)

3.      Generasi X (1965 – 1980)

4.      Generasi Milenial (1981 – 1996)

5.      Generasi Z (1997 – 2012)

6.      Generasi Alpha (2013 – 2025)

(Sumber:  https://www.tempo.co/gaya-hidup/inilah-pembagian-generasi-berdasarkan-tahun-kelahiran-173224)

Dewasa ini, khusus generasi Z menjadi salah satu generasi yang sering diperbiancangkan, di mana saat ini generasi Z ini sudah ada yang masuk sebagai pekerja dan juga ada yang masih di bangku pendidikan. Membahas mengenai generasi Z ini memang ada daya tarik sendiri termasuk dengan karakter-karakter yang dimilikinya.

Generasi Z atau juga biasa disebut Gen Z ini merupakan generasi pertama yang lahir pada situasi yang memiliki akses sangat luas di internet. Sejak muda, Gen Z sudah dihadapkan pada media digital. Oleh sebab itu, generasi ini juga disebut sebagai “digital natives”. Generasi ini sangat tumbuh sangat dekat dengan beragam gawai seperti smartphone, laptop, notebook, tablet dan lain sebagainya.

Generasi Z ini memiliki karakteristik unik dengan pemahaman dan kecapakan yang sangat tinggi dalam pemanfaatan teknologi informasi. Generasi ini memiliki perbedaan karakter dengan generasi-generasi sebelumnya. Generasi Z cenderung lebih fokus pada keseimbangan kerja-hidup, fleksibilitas, dan kebebasan finansial. Mereka juga lebih pragmatis dan realistis, dan lebih fokus pada stabilitas dan keselamatan pekerjaan.

Umumnya generasi Z (Widyananda, 2020; Suroto, Perdana dan Sumargono, 2020) disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet (generasi net). Biasanya generasi selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Hal ini seperti dua mata sisi yang tentu akan memiliki kelemahan dan kelebihan. Terlebih kategorisasi usia Gen Z masuk dalam tahap remaja sampai dengan dewasa awal. Satu hal yang pasti dari generasi Z adalah mereka dibesarkan di lingkungan yang serba canggih dan serba digital sehingga diprediksi akan melahirkan generasi dengan karakteristik yang sangat beragam, baik dari segi akademis maupun hubungan interpersonal (Wisnubrata, 2021).

Setiap generasi memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan perkembangan jaman yang dialami. Termasuk dalam hal memahaman psikologi pada setiap generasi, tak terkecuali generasi Z. Memandang dan memahami mereka dari sisi psikologi memang menjadi hal yang menarik.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia, proses mental, dan interaksi antara keduanya. Psikologi juga mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia, serta bagaimana manusia berpikir, merasa, belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya. 

Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu psyche yang berarti jiwa, nafas, atau budi, dan logos yang berarti kata, diskursus, atau ilmu. Ruang lingkup psikologi meliputi beberapa hal antara lain ; psikologi umum, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, psikologi komunikasi, psikologi klinis, psikologi sosial, dan psikologi belajar. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas mengenai relevansi psikologi belajar atau psikologi pembelajaran dalam memahami dan mendukung proses belajar generasi Z.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada paper ini adalah:

  1. Apa saja karakteristik pembelajaran yang efektif untuk generasi Z?
  2. Bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar generasi Z?
  3. Tantangan apa yang dihadapi pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z?

C. Tujuan Penelitian:

Tujuan penulisan paper ini adalah :

  1. Mengidentifikasi karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar generasi Z.
  2. Mengeksplorasi peran teknologi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran generasi Z.
  3. Memberikan rekomendasi strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh pendidik untuk generasi Z.

Bab II

Hasil Kajian

A.    Karakteristik Generasi Z

Secara psikologis, menurut Piaget, masa remaja adalah masa dimana individu bersinergi dengan masyarakat dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah level orang dewasa, tetapi dalam tingkatan yang sama, setidaknya dalam masalah hak. Peserta didik SMP memasuki tahap operasi formal. (Mauliya, 2019). Peserta didik yang berada pada masa remaja merupakan individu-individu yang sedang dalam proses pencarian identitas menuju dewasa. Perkembangan menuju kedewasaan memerlukan perhatian dari para pendidik secara sungguh-sungguh dan diperlukan pendekatan psikologis-pedagogis serta pendekatan sosiologis terhadap perkembangan remaja, guna memperoleh data yang objektif tentang masalah-masalah yang dihadapi. (Khiyarusoleh, 2016:2).

Berdasarkan penelitian 33% Gen Z menghabiskan lebih dari 6 jam sehari dalam menggunakan ponsel dan jauh lebih sering menggunakan media sosial dibandingkan dengan generasi pendahulunya. Tak terkecuali remaja saat ini yang merupakan bagian dari generasi Z sangat banyak yang menggunakan media sosial, generasi remaja lebih banyak menghabiskan waktunya lebih lama untuk bermain sosial media sehingga mereka lupa dengan kegiatan–kegiatan yang lebih bermanfaat daripada bermedia sosial, contohnya pola tidur yang tidak teratur dan lupa makan, bahkan beberapa informan menggunakan Instagram pada saat makan dan saat di kamar mandi. Instagram sendiri adalah media sosial wajib yang mereka akses seharinya, Dari beberapa informan memiliki rasa resah dan gelisah ketika sedang tidak mengunakan media sosial Instagram, hal yang mereka resahkan ketika tidak megakses media sosial adalah ketika mereka sedang offline yaitu perasaan hampa, dan bingung ketika tidak sedang online di media sosial (Ogianto & Dinda, 2019).

Generasi Z memiliki karakteristik yang mudah kita kenali karena perilaku dan sifatnya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1.    Berpikiran Terbuka dan Progresif

Anak-anak Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang penuh keberagaman dan perubahan sosial yang cepat. Oleh karena itu, mereka lebih cenderung menerima perbedaan dan inovasi dengan tangan terbuka.

2.    Terpapar dan Terhubung secara Global

Gen Z adalah generasi yang terbiasa dengan informasi dan budaya dari berbagai belahan dunia. Dengan kedekatan mereka terhadap media sosial dan teknologi komunikasi modern memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Hal ini  akhirnya membuat wawasan yang dimiliki generasi Z cukup luas dan membuat mereka lebih global dalam perspektif. Pengalaman global ini memengaruhi pandangan mereka terhadap dunia, menjadikan mereka lebih toleran dan sadar akan isu-isu internasional.

3.    Merupakan “Penduduk Asli Dunia Digital”

Gen Z tumbuh dengan teknologi canggih seperti smartphone, tablet, dan internet sejak usia dini. Teknologi bukan lagi hanya sekadar alat, tetapi sudah termasuk bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.

4.    Memiliki Sifat Individualis dan Sangat Menghargai Privasi

Terlepas dari kedekatan mereka terhadap dunia digital, generasi Z  cenderung memiliki sifat individualis dan sangat menghargai privasi setiap orang, termasuk untuk diri mereka sendiri.

5.    Aktif dalam Berbagai Pergerakan dan Punya Pemikiran Realistis

Generasi Z tidak hanya mengetahui informasi, tetapi juga aktif berperan mengambil tindakan nyata untuk isu-isu yang mereka anggap penting, seperti perubahan iklim, kesetaraan sosial, dan keadilan.

6.    Sangat Aktif Mengemukakan Pendapat Mereka

Generasi Z menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyuarakan pandangan, berpartisipasi dalam diskusi, dan memengaruhi perubahan. Mereka percaya pada pentingnya kebebasan berpendapat dan berani menyuarakan ketidakadilan atau hal-hal yang diyakini perlu diperbaiki.

7.    Mereka Menerima Semua Kalangan

Generasi Z menerima orang-orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan orientasi tanpa prasangka.

8.    Seorang Multitasker

Kemampuan multitasking juga salah satu ciri khas dari Gen Z. Mereka terbiasa melakukan beberapa aktivitas sekaligus, seperti belajar sambil mendengarkan musik atau menonton video sambil mengerjakan tugas.

B.     Pendekatan Belajar dan Media yang Efektif untuk Generasi Z

Generasi Z cenderung lebih suka mengandalkan YouTube sebagai sumber utama untuk belajar  secara mandiri (Seemiller & Grace, 2016). Mereka menunjukkan preferensi, di mana materi  pembelajaran diberikan sebelum kelas, sedangkan waktu di kelas digunakan untuk diskusi,  kolaborasi, dan penerapan konsep. Selain itu, YouTube menjadi sumber utama bagi mahasiswa Gen-Z untuk memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai topik, karena platform ini  menyediakan akses cepat dan mudah ke beragam video tutorial, presentasi, dan konten pendidikan lainnya yang relevan. Keterampilan mandiri ini mencerminkan adaptasi generasi ini terhadap lingkungan digital yang kaya akan sumber daya pembelajaran, serta preferensi mereka terhadap fleksibilitas dan aksesibilitas dalam proses belajar.

Selain dengan menggunakan media sosial di atas, ternyata AI (Artificial intelligence) memiliki peran yang berarti sebegai kebutuhan belajar generasi Z. penggunaan AI dalam pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. AI dapat membantu dalam pengembangan berbagai alat dan platform pendidikan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Misalnya, sistem pembelajaran adaptif yang menggunakan AI dapat menyesuaikan konten dan tingkat kesulitan materi secara otomatis berdasarkan kemampuan dan preferensi belajar masing-masing siswa. Hal ini dapat menghasilkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif bagi mereka.

Berdasarkan data dan pemikiran-pemikiran di atas, bahwa kedekatan generasi Z pada gawai dan aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya, terutama media sosial sangatlah besar. Demikian juga dengan gaya belajar yang di miliki oleh generasi Z. Mereka sangat familiar dan memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap pemanfaatan media sosial sebagai salah satu sumber belajar.

Karakteristik yang dimiliki oleh generasi Z dengan segala bentuk kecapakan dan kedekatan mereka terhadap dunia digital, yang lantas ditunjang dengan masifnya kemajuan teknologi pada saat ini, sudah semestinya harus berdampak positif pada perkembangan generasi Z itu sendiri. Segala bentuk informasi yang diperlukan oleh generasi Z sangat dengat untuk dengan mudahnya didapat. Maka, salah satu tugas guru sebagai fasilitator proses pembelajaran yang melibatkan generasi Z sebagai peserta didik, adalah bagaiama seorang guru harus juga cakap dalah hal menguasai teknologi tesebut.

Dengan demikian, maka pendekatan-pendekatan pembelajaran berbasis digital sudah tidak bisa dibendung lagi. Ini merupakan salah satu pendekatan yang efektif diterapkan kepada generasi Z.

C.    Tantangan Bagi Pendidik dalam Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang Sesuai dengan Generasi Z

Setiap implementasi sebuah program tentu terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku atau pelaksana program tersebut. Tak terkecuali juga tantangan bagi pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z.

Telah kita ketahui bagaimana kecakapan yang dimiliki oleh generasi Z dalam pemanfaatan gawai dan media sosial, termasuk pemanfaatannya dalam pembelajaran. Hal ini tentu memberikan tantangan bagi para pendidik, agar kecakapan dan potensi ini tidak justru memberikan dampak yang negatif bagi para generasi Z.

Berikut adalah tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z:

  1. Mengatasi gangguan digital

Generasi Z tumbuh di lingkungan digital yang konstan, sehingga mereka sering terbagi perhatian antara tugas belajar dan aktivitas digital lain. Pendidik perlu membantu mereka menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan waktu offline.

  1. Membangun keterlibatan dan motivasi

Pendidik perlu membangun keterlibatan dan motivasi mahasiswa.

  1. Membentuk moral dan karakter

Pendidik perlu membentuk moral dan karakter generasi Z dengan cara pendisiplinan yang tegas tanpa kekerasan.

  1. Memahami kebutuhan belajar

Pendidik perlu memahami kebutuhan belajar generasi Z dan mengembangkan metode pembelajaran yang efektif bagi mereka.

  1. Mengikuti perkembangan zaman

Pendidik perlu melek teknologi dan bersaing untuk memerangi sumber keburukan dari kemudahan akses teknologi saat ini.

  1. Menyediakan kurikulum yang relevan

Pendidik perlu menyediakan kurikulum yang relevan dan dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa depan.

 

 

Bab III

Penutup 

A.    Kesimpulan

Generasi Z adalah generasi yang terlahir pada tahun 1997-2012. Saat ini, dari mereka berada pada posisi lintas beberapa status profesi, ada yang sudah menjadi guru, mahasiswa, dan siswa. Generasi Z atau juga biasa disebut Gen Z ini merupakan generasi pertama yang lahir pada situasi yang memiliki akses sangat luas di internet. Sejak muda, Gen Z sudah dihadapkan pada media digital. Oleh sebab itu, generasi ini juga disebut sebagai “digital natives”.

Generasi Z memiliki kecenderungan yang kuat dalam penggunaan media sosial dan AI sebagai sumber belajar mereka. Maka pendekatan belajar baik pada saat proses maupun evalusi dengan menggunakan teknologi digital dan media sosial dinilai sangat efektif.

Memahami karakteristik generasi Z adalah hal yang harus dilakukan oleh selurug pemerhati dan pelaku pendidikan dalam rangka memberikan sebuah pemaknaan belajar yang efektif kepada peserta didik Gen Z tersebut.

B.     Saran

Generasi Z yang berstatus sebagai peserta didik adalah pelaku pembelajaran yang mana dalam pendidikan formal akan di kelola oleh lembaga pendidikan. Di mana dalam melakukan operasionalnya, lembaga pendidikan juga berdasar pada kebijakan pemerintah dalam menentukan kurikulum nasional, Oleh sebab itu, potensi yang ada pada generasi Z juga sangat perlu untuk mendapatkan perhatian khusus. Kurikulum yang ada, sudah semestinya menuntut agar guru juga cakap dalam penggunaan media digital dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

Guru  harus lebih bijak dalam memberikan pengajaran, arahan maupun bimbingan kepada peserta didik agar kedekatan dan kecakapan generasi Z dalam penggunaan gawai tidak menjadi sebuah candu yang merugikan.

 

Daftar Pustaka:

Widyananda, R. F (2020). Pengertian Gen Z serta Karakteristiknya Ketahui agar Tak Keliru. Dapat diakses melalui: https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-gen-z-sertakarakteristiknya-ketahui-agar-tak-keliru-kln.html

Wisnubrata. (2021). Mengenal Generasi XYZ dan Karakteristik Khasnya. Dapat diakses melalui: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/11/101112720/mengenalgenerasi-xyz-dan-karakteristik-khasnya?page=all

Suroto, Perdana, Y., & Sumargono. (2020). Character and design of education learning competence business presentation of vocational school students. ACM International Conference Proceeding Series, 1–3. https://doi.org/10.1145/3452144.3453775/

Mauliya, A. (2019). Perkembangan Kognitif pada Peserta Didik SMP (Sekolah Menengah Pertama) Menurut Jean Piaget.  ScienceEdu, 2(2), 86-91.

Khiyarusoleh, Ujang. 2016. Konsep Dasar Perkembangan Kognitif Pada Anak Menurut Jean Piaget. Jurnal Dialektika Jurusan PGSD. Vol.5(1):1-10.

Putra, O., & Fitriani, D. R. (2019). Fenomena Internet Addiction Disorder Pada Gen Z. Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 22-

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar