Bab I
Pendahuluan
- Latar Belakang:
klasifikasi generasi berdasarkan tahun kelahirannya. Dirangkum dari Jurney Matters, berikut pembagian generasi berdasarkan tahun kelahiran:
1. Pree Boomer atau Silent Generation
(sebelum 1945)
2. Baby Boomers (1946-1964)
3. Generasi X (1965 – 1980)
4. Generasi Milenial (1981
– 1996)
5. Generasi Z (1997 – 2012)
6. Generasi Alpha (2013 –
2025)
(Sumber: https://www.tempo.co/gaya-hidup/inilah-pembagian-generasi-berdasarkan-tahun-kelahiran-173224)
Dewasa ini, khusus generasi Z menjadi salah satu generasi yang
sering diperbiancangkan, di mana saat ini generasi Z ini sudah ada yang masuk
sebagai pekerja dan juga ada yang masih di bangku pendidikan. Membahas mengenai
generasi Z ini memang ada daya tarik sendiri termasuk dengan karakter-karakter
yang dimilikinya.
Generasi Z atau juga biasa disebut Gen Z ini merupakan generasi
pertama yang lahir pada situasi yang memiliki akses sangat luas di internet.
Sejak muda, Gen Z sudah dihadapkan pada media digital. Oleh sebab itu, generasi
ini juga disebut sebagai “digital natives”. Generasi ini sangat tumbuh sangat
dekat dengan beragam gawai seperti smartphone, laptop, notebook, tablet dan
lain sebagainya.
Generasi Z ini memiliki karakteristik unik dengan pemahaman dan
kecapakan yang sangat tinggi dalam pemanfaatan teknologi informasi. Generasi
ini memiliki perbedaan karakter dengan generasi-generasi sebelumnya. Generasi Z cenderung lebih fokus
pada keseimbangan kerja-hidup, fleksibilitas, dan kebebasan
finansial. Mereka juga lebih pragmatis dan realistis, dan lebih fokus pada
stabilitas dan keselamatan pekerjaan.
Umumnya generasi Z (Widyananda, 2020; Suroto, Perdana dan Sumargono,
2020) disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet (generasi net).
Biasanya generasi selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala
sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Hal ini seperti
dua mata sisi yang tentu akan memiliki kelemahan dan kelebihan. Terlebih
kategorisasi usia Gen Z masuk dalam tahap remaja sampai dengan dewasa awal.
Satu hal yang pasti dari generasi Z adalah mereka dibesarkan di lingkungan yang
serba canggih dan serba digital sehingga diprediksi akan melahirkan generasi
dengan karakteristik yang sangat beragam, baik dari segi akademis maupun
hubungan interpersonal (Wisnubrata, 2021).
Setiap generasi memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan
perkembangan jaman yang dialami. Termasuk dalam hal memahaman psikologi pada
setiap generasi, tak terkecuali generasi Z. Memandang dan memahami mereka dari
sisi psikologi memang menjadi hal yang menarik.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia,
proses mental, dan interaksi antara keduanya. Psikologi juga mempelajari
faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia, serta bagaimana manusia
berpikir, merasa, belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan dunia
sekitarnya.
Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno,
yaitu psyche yang berarti jiwa, nafas, atau budi, dan logos yang berarti kata,
diskursus, atau ilmu. Ruang lingkup psikologi meliputi beberapa hal antara lain
; psikologi umum, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, psikologi
komunikasi, psikologi klinis, psikologi sosial, dan psikologi belajar. Pada
kesempatan ini, penulis akan membahas mengenai relevansi psikologi belajar atau
psikologi pembelajaran dalam
memahami dan mendukung proses belajar generasi Z.
Rumusan masalah pada paper ini adalah:
- Apa
saja karakteristik pembelajaran yang efektif untuk generasi Z?
- Bagaimana
teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
generasi Z?
- Tantangan apa yang dihadapi pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z?
C. Tujuan Penelitian:
Tujuan penulisan paper ini adalah :
- Mengidentifikasi
karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar generasi Z.
- Mengeksplorasi
peran teknologi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran generasi Z.
- Memberikan rekomendasi strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh pendidik untuk generasi Z.
Bab II
Hasil Kajian
A.
Karakteristik Generasi Z
Secara
psikologis, menurut Piaget, masa remaja adalah masa dimana individu bersinergi
dengan masyarakat dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah level orang
dewasa, tetapi dalam tingkatan yang sama, setidaknya dalam masalah hak. Peserta
didik SMP memasuki tahap operasi formal. (Mauliya, 2019). Peserta didik yang
berada pada masa remaja merupakan individu-individu yang sedang dalam proses
pencarian identitas menuju dewasa. Perkembangan menuju kedewasaan memerlukan
perhatian dari para pendidik secara sungguh-sungguh dan diperlukan pendekatan
psikologis-pedagogis serta pendekatan sosiologis terhadap perkembangan remaja,
guna memperoleh data yang objektif tentang masalah-masalah yang dihadapi.
(Khiyarusoleh, 2016:2).
Berdasarkan
penelitian 33% Gen Z menghabiskan lebih dari 6 jam sehari dalam menggunakan
ponsel dan jauh lebih sering menggunakan media sosial dibandingkan dengan
generasi pendahulunya. Tak terkecuali remaja saat ini yang merupakan bagian
dari generasi Z sangat banyak yang menggunakan media sosial, generasi remaja
lebih banyak menghabiskan waktunya lebih lama untuk bermain sosial media sehingga
mereka lupa dengan kegiatan–kegiatan yang lebih bermanfaat daripada bermedia
sosial, contohnya pola tidur yang tidak teratur dan lupa makan, bahkan beberapa
informan menggunakan Instagram pada saat makan dan saat di kamar mandi.
Instagram sendiri adalah media sosial wajib yang mereka akses seharinya, Dari
beberapa informan memiliki rasa resah dan gelisah ketika sedang tidak
mengunakan media sosial Instagram, hal yang mereka resahkan ketika tidak
megakses media sosial adalah ketika mereka sedang offline yaitu perasaan hampa,
dan bingung ketika tidak sedang online di media sosial (Ogianto & Dinda,
2019).
Generasi Z
memiliki karakteristik yang mudah kita kenali karena perilaku dan sifatnya. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Berpikiran Terbuka dan Progresif
Anak-anak Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang penuh keberagaman dan
perubahan sosial yang cepat. Oleh karena itu, mereka lebih cenderung menerima
perbedaan dan inovasi dengan tangan terbuka.
2.
Terpapar dan Terhubung secara Global
Gen
Z adalah generasi yang terbiasa dengan informasi dan budaya dari berbagai
belahan dunia. Dengan kedekatan mereka terhadap media sosial dan teknologi
komunikasi modern memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang-orang dari
berbagai latar belakang dan budaya. Hal ini
akhirnya membuat wawasan yang dimiliki generasi Z cukup luas dan membuat
mereka lebih global dalam perspektif. Pengalaman global ini memengaruhi
pandangan mereka terhadap dunia, menjadikan mereka lebih toleran dan sadar akan
isu-isu internasional.
3.
Merupakan “Penduduk Asli Dunia Digital”
Gen
Z tumbuh dengan teknologi canggih seperti smartphone,
tablet, dan internet sejak usia dini. Teknologi bukan lagi hanya sekadar alat,
tetapi sudah termasuk bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.
4.
Memiliki Sifat Individualis dan Sangat Menghargai Privasi
Terlepas dari kedekatan mereka
terhadap dunia digital, generasi Z cenderung memiliki sifat
individualis dan sangat menghargai privasi setiap orang, termasuk untuk diri
mereka sendiri.
5.
Aktif dalam Berbagai Pergerakan dan Punya Pemikiran Realistis
Generasi
Z tidak hanya mengetahui informasi, tetapi juga aktif berperan mengambil
tindakan nyata untuk isu-isu yang mereka anggap penting, seperti perubahan
iklim, kesetaraan sosial, dan keadilan.
6.
Sangat Aktif Mengemukakan Pendapat Mereka
Generasi Z menggunakan media sosial sebagai platform untuk
menyuarakan pandangan, berpartisipasi dalam diskusi, dan memengaruhi perubahan.
Mereka percaya pada pentingnya kebebasan berpendapat dan berani menyuarakan
ketidakadilan atau hal-hal yang diyakini perlu diperbaiki.
7.
Mereka Menerima Semua Kalangan
Generasi Z menerima orang-orang dari berbagai latar belakang,
budaya, dan orientasi tanpa prasangka.
8.
Seorang Multitasker
Kemampuan
multitasking juga salah satu ciri
khas dari Gen Z. Mereka terbiasa melakukan beberapa aktivitas sekaligus,
seperti belajar sambil mendengarkan musik atau menonton video sambil
mengerjakan tugas.
B.
Pendekatan Belajar dan Media yang
Efektif untuk Generasi Z
Generasi Z
cenderung lebih suka mengandalkan YouTube sebagai sumber utama untuk
belajar secara mandiri (Seemiller &
Grace, 2016). Mereka menunjukkan preferensi, di mana materi pembelajaran diberikan sebelum kelas,
sedangkan waktu di kelas digunakan untuk diskusi, kolaborasi, dan penerapan konsep. Selain itu,
YouTube menjadi sumber utama bagi mahasiswa Gen-Z untuk memperdalam pemahaman
mereka tentang berbagai topik, karena platform ini menyediakan akses cepat dan mudah ke beragam
video tutorial, presentasi, dan konten pendidikan lainnya yang relevan.
Keterampilan mandiri ini mencerminkan adaptasi generasi ini terhadap lingkungan
digital yang kaya akan sumber daya pembelajaran, serta preferensi mereka
terhadap fleksibilitas dan aksesibilitas dalam proses belajar.
Selain
dengan menggunakan media sosial di atas, ternyata AI (Artificial
intelligence) memiliki peran yang berarti sebegai kebutuhan belajar generasi Z.
penggunaan AI dalam pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan. AI dapat membantu dalam pengembangan
berbagai alat dan platform pendidikan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing siswa. Misalnya, sistem pembelajaran adaptif yang menggunakan AI
dapat menyesuaikan konten dan tingkat kesulitan materi secara otomatis
berdasarkan kemampuan dan preferensi belajar masing-masing siswa. Hal ini dapat
menghasilkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif bagi mereka.
Berdasarkan
data dan pemikiran-pemikiran di atas, bahwa kedekatan generasi Z pada gawai dan
aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya, terutama media sosial sangatlah besar.
Demikian juga dengan gaya belajar yang di miliki oleh generasi Z. Mereka sangat
familiar dan memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap pemanfaatan media
sosial sebagai salah satu sumber belajar.
Karakteristik yang dimiliki oleh generasi
Z dengan segala bentuk kecapakan dan kedekatan mereka terhadap dunia digital,
yang lantas ditunjang dengan masifnya kemajuan teknologi pada saat ini, sudah
semestinya harus berdampak positif pada perkembangan generasi Z itu sendiri.
Segala bentuk informasi yang diperlukan oleh generasi Z sangat dengat untuk
dengan mudahnya didapat. Maka, salah satu tugas guru sebagai fasilitator proses
pembelajaran yang melibatkan generasi Z sebagai peserta didik, adalah bagaiama
seorang guru harus juga cakap dalah hal menguasai teknologi tesebut.
Dengan demikian, maka
pendekatan-pendekatan pembelajaran berbasis digital sudah tidak bisa dibendung
lagi. Ini merupakan salah satu pendekatan yang efektif diterapkan kepada
generasi Z.
C. Tantangan Bagi Pendidik
dalam Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang Sesuai dengan
Generasi Z
Setiap
implementasi sebuah program tentu terdapat tantangan-tantangan yang harus
dihadapi oleh pelaku atau pelaksana program tersebut. Tak terkecuali juga
tantangan bagi pendidik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan generasi Z.
Telah kita
ketahui bagaimana kecakapan yang dimiliki oleh generasi Z dalam pemanfaatan
gawai dan media sosial, termasuk pemanfaatannya dalam pembelajaran. Hal ini
tentu memberikan tantangan bagi para pendidik, agar kecakapan dan potensi ini
tidak justru memberikan dampak yang negatif bagi para generasi Z.
Berikut
adalah tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z:
- Mengatasi gangguan digital
Generasi
Z tumbuh di lingkungan digital yang konstan, sehingga mereka sering terbagi
perhatian antara tugas belajar dan aktivitas digital lain. Pendidik perlu
membantu mereka menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan waktu
offline.
- Membangun keterlibatan dan
motivasi
Pendidik
perlu membangun keterlibatan dan motivasi mahasiswa.
- Membentuk moral dan karakter
Pendidik
perlu membentuk moral dan karakter generasi Z dengan cara pendisiplinan yang
tegas tanpa kekerasan.
- Memahami kebutuhan belajar
Pendidik
perlu memahami kebutuhan belajar generasi Z dan mengembangkan metode
pembelajaran yang efektif bagi mereka.
- Mengikuti perkembangan zaman
Pendidik
perlu melek teknologi dan bersaing untuk memerangi sumber keburukan dari
kemudahan akses teknologi saat ini.
- Menyediakan kurikulum yang
relevan
Pendidik
perlu menyediakan kurikulum yang relevan dan dapat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan masa depan.
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
Generasi Z
adalah generasi yang terlahir pada tahun 1997-2012. Saat ini, dari mereka
berada pada posisi lintas beberapa status profesi, ada yang sudah menjadi guru,
mahasiswa, dan siswa. Generasi Z atau juga biasa disebut Gen Z ini merupakan
generasi pertama yang lahir pada situasi yang memiliki akses sangat luas di
internet. Sejak muda, Gen Z sudah dihadapkan pada media digital. Oleh sebab
itu, generasi ini juga disebut sebagai “digital natives”.
Generasi Z
memiliki kecenderungan yang kuat dalam penggunaan media sosial dan AI sebagai
sumber belajar mereka. Maka pendekatan belajar baik pada saat proses maupun
evalusi dengan menggunakan teknologi digital dan media sosial dinilai sangat
efektif.
Memahami
karakteristik generasi Z adalah hal yang harus dilakukan oleh selurug pemerhati
dan pelaku pendidikan dalam rangka memberikan sebuah pemaknaan belajar yang
efektif kepada peserta didik Gen Z tersebut.
B.
Saran
Generasi Z
yang berstatus sebagai peserta didik adalah pelaku pembelajaran yang mana dalam
pendidikan formal akan di kelola oleh lembaga pendidikan. Di mana dalam
melakukan operasionalnya, lembaga pendidikan juga berdasar pada kebijakan
pemerintah dalam menentukan kurikulum nasional, Oleh sebab itu, potensi yang
ada pada generasi Z juga sangat perlu untuk mendapatkan perhatian khusus.
Kurikulum yang ada, sudah semestinya menuntut agar guru juga cakap dalam
penggunaan media digital dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Guru harus lebih bijak dalam memberikan
pengajaran, arahan maupun bimbingan kepada peserta didik agar kedekatan dan
kecakapan generasi Z dalam penggunaan gawai tidak menjadi sebuah candu yang
merugikan.
Daftar Pustaka:
Widyananda, R. F (2020). Pengertian Gen Z serta
Karakteristiknya Ketahui agar Tak Keliru. Dapat diakses melalui: https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-gen-z-sertakarakteristiknya-ketahui-agar-tak-keliru-kln.html
Wisnubrata. (2021). Mengenal Generasi XYZ dan Karakteristik
Khasnya. Dapat diakses melalui: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/11/101112720/mengenalgenerasi-xyz-dan-karakteristik-khasnya?page=all
Suroto, Perdana, Y., & Sumargono. (2020). Character and
design of education learning competence business presentation of vocational
school students. ACM International Conference Proceeding Series, 1–3. https://doi.org/10.1145/3452144.3453775/
Mauliya,
A. (2019). Perkembangan Kognitif pada Peserta Didik SMP (Sekolah Menengah
Pertama) Menurut Jean Piaget.
ScienceEdu, 2(2), 86-91.
Khiyarusoleh,
Ujang. 2016. Konsep Dasar Perkembangan Kognitif Pada Anak Menurut Jean Piaget.
Jurnal Dialektika Jurusan PGSD. Vol.5(1):1-10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar