
SASEMO. (Salam Self Motivation)
Pembaca yang budiman, apa kabar hari ini? Semoga semangat dan keberkahan selalu meliputi kita. Aamiin. Meski, tak menutup kemungkinan ada di antara kita yang saat ini sedang lowbath, oh, bukan, maksud saya sedang melemah motivasinya. Bisa motivasi bekerja, motivasi belajar, atau
bahkan motivasi untuk menjalani hidup. Hah? Motivasi menjalani hidup? Iya, wajarlah sebagai manusia kita mengalami fluktuasi motivasi. Kadang tinggi penuh ambisi, kadang pula rendah melemah. Hidup ini berat, belajar itu berat, bekerja pun berat, yah, macam-macam alasan lah untuk terus memanjakan rasa malas.
bahkan motivasi untuk menjalani hidup. Hah? Motivasi menjalani hidup? Iya, wajarlah sebagai manusia kita mengalami fluktuasi motivasi. Kadang tinggi penuh ambisi, kadang pula rendah melemah. Hidup ini berat, belajar itu berat, bekerja pun berat, yah, macam-macam alasan lah untuk terus memanjakan rasa malas.
Baiklah, kalau kita asumsikan hidup ini memang berat, jika bekerja itu berat, jika belajar itu berat, apakah dengan menyerah begitu saja merupakan solusi terbaik? Tentu tidak. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan bersama dengan orang-orang yang berusaha dan berdo'a dengan sungguh-sungguh. Artinya semua masalah, semua tantangan akan mendatangkan hasil yang manis jika kita mau menjalani, memecahkan dan mempelajarinya.
Dalam dunia pewayangan, kita pernah mendengar kisah kawah Candradimuka. Di mana beberapa ksatria dalam kisah pewayangan di masukkan ke dalam kawah Candradimuka yang merupakan tempat pengujian, penghukuman atau eksekusi pemusnahan manusia. Bagi kebanyakan orang menganggap, bahwa siapapun yang dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka, pasti akan menemui ajalnya. Akan tetapi kenyataannya bagi para ksatria yang memiliki kesaktian tinggi serta pribadi yang mulia, mereka tidaklah musnah atau menemui ajalnya, justru setelah keluar dari kawah Candradimuka, para ksatria tersebut semakin digdaya.
Berikut adalah beberapa cerita yang mengisahkan perjalanan para ksatria tersebut. Di Kawah Candradimuka itulah Gatotkaca putra Bima yang disebut banyi Tutuka digembleng oleh Batara Empu Anggajali. Setelah keluar dari Kawah Candradimuka, Gatotkaca memiliki kesaktian yang luar biasa, bahkan sanggup mengalahkan musuh para dewa. Selain Gatotkaca, seorang anak Arjuna yang bernama Bambang Wisanggeni, sewaktu masih bayi juga pernah dimasukkan ke Kawah Candradimuka dengan maksud untuk dibunuh. Bahkan saat Wisanggeni masih di kandungan Desranala pun, Desranala telah dihajar oleh Batara Brama agar janin Wisanggeni segera lahir. Begitu lahir saat Arjuna di bujuk turun ke dunia, Batara Brama membuang bayi Wisanggeni ke Kawah Candradimuka . Namun bukannya mati, justru Wisanggeni menjadi ksatria yang sangat sakti.
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa sesuatu yang berat jika kita bisa mengatasinya, maka kekuatan kita atau kemampuan kita pasti akan bertambah. Suatu contoh, misal di kantor tempat kita bekerja, kita mendapatkan tugas yang kadang kita menganggapnya sangatlah berat. Belum selesai tugas itu kita kerjakan, ada tugas lain yang menyusul. Tambah berat lagi. Tengok kanan-kiri kita lihat teman-teman seorganisasi, seolah-olah mereka cuek dengan pekerjaannya, tapi mereka juga aman-aman saja. Lantas terpikir di benak kita untuk ikut-ikutan cuek dengan tugas, toh kalau ada gagalnya organisasi ini semuanya akan menanggung. Kalau itu yang ada pada benak kita, maaf kita bukan golongan orang yang punya watak ksatria. Lebih baik kita fighting spirit. Kita kerjakan semampu kita dengan tekad dan keyakinan bahwa kita bisa. Kita ajak teman-teman yang kurang peduli dengan tugasnya untuk bersama-sama membantu kita. Dengan demikian maka kekuatan kita akan bertambah, kita memiliki manfaat bagi organisasi, dan organisasi kita akan sukses dalam mencapai tujuannya.
Suatu tugas yang kadang kita rasakan berat, bukan berarti untuk kita tinggalkan. Sesuatu yang kadang kita anggap tak adil, bukanlah sebuah hukuman. Semua adalah pelajaran yang justru akan membuat kita semakin kuat dan sakti dalam menjadi ksatria kehidupan ini. Kalau ingin sakti, jangan mati dulu di Kawah Candradimuka.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Surabaya, 26 Februari 2016
E.A.T.
Eko Agus Triswanto
Berikut adalah beberapa cerita yang mengisahkan perjalanan para ksatria tersebut. Di Kawah Candradimuka itulah Gatotkaca putra Bima yang disebut banyi Tutuka digembleng oleh Batara Empu Anggajali. Setelah keluar dari Kawah Candradimuka, Gatotkaca memiliki kesaktian yang luar biasa, bahkan sanggup mengalahkan musuh para dewa. Selain Gatotkaca, seorang anak Arjuna yang bernama Bambang Wisanggeni, sewaktu masih bayi juga pernah dimasukkan ke Kawah Candradimuka dengan maksud untuk dibunuh. Bahkan saat Wisanggeni masih di kandungan Desranala pun, Desranala telah dihajar oleh Batara Brama agar janin Wisanggeni segera lahir. Begitu lahir saat Arjuna di bujuk turun ke dunia, Batara Brama membuang bayi Wisanggeni ke Kawah Candradimuka . Namun bukannya mati, justru Wisanggeni menjadi ksatria yang sangat sakti.
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa sesuatu yang berat jika kita bisa mengatasinya, maka kekuatan kita atau kemampuan kita pasti akan bertambah. Suatu contoh, misal di kantor tempat kita bekerja, kita mendapatkan tugas yang kadang kita menganggapnya sangatlah berat. Belum selesai tugas itu kita kerjakan, ada tugas lain yang menyusul. Tambah berat lagi. Tengok kanan-kiri kita lihat teman-teman seorganisasi, seolah-olah mereka cuek dengan pekerjaannya, tapi mereka juga aman-aman saja. Lantas terpikir di benak kita untuk ikut-ikutan cuek dengan tugas, toh kalau ada gagalnya organisasi ini semuanya akan menanggung. Kalau itu yang ada pada benak kita, maaf kita bukan golongan orang yang punya watak ksatria. Lebih baik kita fighting spirit. Kita kerjakan semampu kita dengan tekad dan keyakinan bahwa kita bisa. Kita ajak teman-teman yang kurang peduli dengan tugasnya untuk bersama-sama membantu kita. Dengan demikian maka kekuatan kita akan bertambah, kita memiliki manfaat bagi organisasi, dan organisasi kita akan sukses dalam mencapai tujuannya.
Suatu tugas yang kadang kita rasakan berat, bukan berarti untuk kita tinggalkan. Sesuatu yang kadang kita anggap tak adil, bukanlah sebuah hukuman. Semua adalah pelajaran yang justru akan membuat kita semakin kuat dan sakti dalam menjadi ksatria kehidupan ini. Kalau ingin sakti, jangan mati dulu di Kawah Candradimuka.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Surabaya, 26 Februari 2016
E.A.T.
Eko Agus Triswanto
Related Post
- Meninggalkan Kenyamanan?
- Tabur Bunga di Sosial Media
- Kritisi dengan Solusi
- Semua Akan Seimbang Pada Waktunya
- Tabur Tuai
- Ketika Komunikasi (mulai) Kesemutan
- Jangan Mati di Kawah Candradimuka
- Psikologi Pembelajaran untuk Generasi Z: Pendekatan yang Relevan di Era Digital
- Memaknai Keberadaan dan Upaya Menyematkan Kebermanfaatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar