meluruh utuh dalam meditasi
memungut, mengais peristiwa-peristiwa
ku hempaskan tajam dalam guratan
krida kecerdasan emosiku dalam puisi.
Pada puisi,
kukuliti tirai penyamar diri
kubuka pintu jendela pada tamu-tamu
temui, teliti
masuklah masuk di sini aku asli
Pada puisi,
kumuntahkan amarah, biar tepat di mukamu
sesekali mesti tersendat
menyumpat pada kumuh got-got makian
bergumul dengan cicit kotornya tikus liar
koar-koar kejujuran
dan kepalanya ditembaki
katanya pengganggu dapur rumah tangga
Aneh, aneh, aneh
terkadang puisiku mulus
semulus paha perawan
yang menderaskan darah memukul-mukul jantung
menyeloroh bak air bah
menguak-kuak menggerus luka
dan aneh, aneh, aneh
kadang pula alirannya tanpa muara
tak sampai.
Pada puisi, aku bercerita
wujud kata
Pada puisi, aku marah
dalam gerah
pada puisi, aku mengadu
ungkap rindu
pada puisi, aku
aku
dan aku
meletakkan jiwa, di meja baca.
E.A.T 080314
Tidak ada komentar:
Posting Komentar