Jumat, 12 Februari 2016

Pertiwi yang Terkuliti

Mentari pun belum sepenuhnya terjaga
Namun kertas-kertas sudah pasang kepala
“Punggawa negara resmi tersangka”

Geser ke sebelah, terdapat kaca sepecah
Muka serius berceloteh gamblang
“Negara melahirkan generasi pembangkang”


Kata-kata mengudara, bak kontes adu pita suara
Frekuensi teratur, debat otot kian nglantur
“Mahasiswa minta, Pak Lurah mundur”

Sekotor inikah udara negeriku kini?
Hingga orok pun tak luput warta sensi
Membuncah sudah duri-duri ngeri
Karena kecantikannya telah dikuliti

Kugores pena ini berlawanan jaman
Sambil harap agar tak jadi berita
Kiranya aku ada generasi, ku ingin titipkan pesan
Bahwa dulu di negerikua banyak warta, “Panen Raya”.


E.A.T., 18 Januari 2014

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar